tirai chestnut terrace terbuka perlahan
kisahmu bergerakgerak diluar kaca tak terkendali
jika semua mengintip dan tahu apa itu dusta dalam gerakmu
tak usah kau paksa mati
bajingan betul niatmu mencintai seseorang dan merusak cinta lain yang suci!
narasimu berputarputar tak bertujuan menemukan jalan mati
kala semua membuka perlahan topeng yang kau kenakan berwajah puzzle
lalu seseorang menemukan kunci rahasia yang kau simpan rapat
dibawah tempat tidurmu yang usang
adakah sedikit rasa yang kau miliki?
atau hilang semua akal sehat
yang sengaja Tuhan titipkan untukmu
sekali waktu
lalu kau buang siasia pada kisah penuh dusta
mahluk apakah kau ini?
sedemikian batukah engkau
menjelma peri yang hendak mati
karena kau cipta sendiri...
desember 09
-ess-
Total Pageviews
Popular Posts
-
December, 2006 Aku selalu menyukai topic yang satu ini, yaitu Cinta! Iya betul kata orang, jika cinta membuat orang mabuk kepayang. Tet...
-
tirai chestnut terrace terbuka perlahan kisahmu bergerakgerak diluar kaca tak terkendali jika semua mengintip dan tahu apa itu dusta dalam g...
-
Berada di persimpangan… Pernahkah kau merasa berada di persimpangan? Memutuskan memilih sesuatu, menentukan arah mana yang dipilih, lalu men...
-
Monolog Pertama oleh epi st bob Tak tahukah aku memang sudah busuk sebelum kau buat lebih busuk? Aku memang kotor karena pikiranku lebi...
-
April ini banyak sekali yang berubah Kini sahabat kecil beranjak pergi Memintal hidup di tempat yang baru Dengan semangat yang baru Jarak ki...
-
Menulis tak ada lelahnya Dari hari ke hari Bulan ke bulan Tahun ke tahun Tak ada jedanya Mungkin ada Tapi hanya sesaat saja Tak lebih juga t...
-
hari ini. banyak kejadian berlalu. seperti hari-hari kemarin. am i happy? kenapa hari ini aku merasa sedih. tak ada mendung. hanya sedih... ...
-
Anakku RiffaGadiza… Do’akan mama Menjadikan tulisan ini sebagai buah cinta untukmu, cintaku. Banyak waktu yang aku curi darimu untu...
-
tirai chestnut terrace mengukur jalan waktu yang tak pernah kenal henti hingga waktunya matahari jemu menyinari karena tempat sudah terlampa...
Sunday, February 6, 2011
tirai chestnut terrace
mengukur jalan waktu yang tak pernah kenal henti
hingga waktunya matahari jemu menyinari
karena tempat sudah terlampau kering tak tersirami
pun akal sehat dan hatimu yang gersang
segersang ilalang yang patah dan terbakar
mengukir kisah yang tak pernah kenal lelah
hingga akhirnya berakhir pada sebuah tanya
karena hati sudah terlampau bebal
berujar satu dusta hingga dusta berikutnya
kau menikmati kisahmu yang kau paksa ada
lalu kau bingkai wajah dan bahasa yang tak dikenal dunia
adakah sedikit kelembutan?
bahwa kau juga tercipta sebagai hawa
jika rasa dan cinta adalah anugerah yang bisa kau cipta
tanpa kau paksa dusta
kembali kisahmu di chestnut terrace berujar tak berlidah...
desember 09
-ess-
mengukur jalan waktu yang tak pernah kenal henti
hingga waktunya matahari jemu menyinari
karena tempat sudah terlampau kering tak tersirami
pun akal sehat dan hatimu yang gersang
segersang ilalang yang patah dan terbakar
mengukir kisah yang tak pernah kenal lelah
hingga akhirnya berakhir pada sebuah tanya
karena hati sudah terlampau bebal
berujar satu dusta hingga dusta berikutnya
kau menikmati kisahmu yang kau paksa ada
lalu kau bingkai wajah dan bahasa yang tak dikenal dunia
adakah sedikit kelembutan?
bahwa kau juga tercipta sebagai hawa
jika rasa dan cinta adalah anugerah yang bisa kau cipta
tanpa kau paksa dusta
kembali kisahmu di chestnut terrace berujar tak berlidah...
desember 09
-ess-
Labels:
book,
lyrics,
online shop,
photography,
poetry,
writers
awal kisah chestnut terrace
pada tenangnya gelombang
engkau seperti riakriak kecil tak berarti
namun menyisakan banyak luka di sana
yang tak bisa kutebak dalamnya
sungguh luar biasa pencarianmu
hingga pada akhirnya kau susup semua rantingranting di pepohonan
lalu tampak wajahwajah bayangan yang kau samarkan
tak ada kehidupankah di chestnut terrace?
hingga kau hanya mencari di sini
di tanah nenek moyangmu yang sudah lama kau titipkan
pada wajah kiasan
kini aku mulai membaca engkau adalah kesepian
di sini hinggap pada dahandahan
yang tak mengharap pijakanmu
engkau menjelma burung hantu
terkadang mengganggu atau terkubur dalam sinar rembulan
kau benarbenar kesepian hingga yang kucintapun kau makan
tak ubahnya burung si pemakan bangkai
sebaiknya kau pulang
mungkin ibu rindu menanti pulang
untuk bersimpuh pada wajah putih termangu
chestnut terrace
kota mati untukmu walau kehidupan begitu nyata di sana
namun kau lebih memilih bersembunyi dibalik riuhnya
pepohonan yang tak pernah tumbuh
di dekatmu...
14-10-09
-ess-
pada tenangnya gelombang
engkau seperti riakriak kecil tak berarti
namun menyisakan banyak luka di sana
yang tak bisa kutebak dalamnya
sungguh luar biasa pencarianmu
hingga pada akhirnya kau susup semua rantingranting di pepohonan
lalu tampak wajahwajah bayangan yang kau samarkan
tak ada kehidupankah di chestnut terrace?
hingga kau hanya mencari di sini
di tanah nenek moyangmu yang sudah lama kau titipkan
pada wajah kiasan
kini aku mulai membaca engkau adalah kesepian
di sini hinggap pada dahandahan
yang tak mengharap pijakanmu
engkau menjelma burung hantu
terkadang mengganggu atau terkubur dalam sinar rembulan
kau benarbenar kesepian hingga yang kucintapun kau makan
tak ubahnya burung si pemakan bangkai
sebaiknya kau pulang
mungkin ibu rindu menanti pulang
untuk bersimpuh pada wajah putih termangu
chestnut terrace
kota mati untukmu walau kehidupan begitu nyata di sana
namun kau lebih memilih bersembunyi dibalik riuhnya
pepohonan yang tak pernah tumbuh
di dekatmu...
14-10-09
-ess-
Subscribe to:
Posts (Atom)